Selasa, 29 April 2008

Persembunyian Yang Damai

Bait-bait di bawah ini
Sedikit banyak terinspirasi oleh
lirik lagu Imagine - The Beatles
"..you can say I'm a dreamer..."
"...but I'm not the only one..."

***
~Persembunyian Yang Damai~

Aku ingin terdampar di tempat yang jauh dari pelupuk mata, tersembunyi dengan baik.

Dimana aku bisa bernafas sedalam-dalamnya

Menghirup udara perdamaian


Semua entitas mencintai fitrahnya masing-masing

Hati mereka diselimuti cahaya

Sorot mata mereka mencerminkan hati yang suci dengan perhiasan cinta


Aku ingin berjalan melewati sebuah sungai

Merasakan segarnya air yang mengalir ke dalam tenggorokanku

Mencium aroma alam seakan mereka akan memelukku dengan erat.


Aku ingin mengarungi padang rumput yang luas

Duduk dipangkuan rumput dan berbicara dengan bermacam-macam bunga

Melewati hujan dan setetelahnya menggacungkan jari dan menggelitik pelangi


Aku ingin menyusuri pantai yang luas

Berlari mendeburkan pasir ke segala arah

Duduk termenung menyambut sang lembayung


Di tempat itu anak-anak memainkan musik di sore hari

Mereka meniupkan suling mereka bukan dari mulut, tetapi dari hati yang indah

Mereka memetik senar gitar bukan dengan tangan mereka, tetapi dari hati yang anggun

Mereka menkan piano mereka bukan jari-jari mereka, tetapi dari hati yang damai


Akan kusalami pagi dengan kicauan burung mozambik.

Akan kurasakan hari-hari yang begitu cerah dengan insan-insan sepermainan.

Akan kusambut malam bersama kunang-kunang berhiaskan cahaya dan tupai yang berdansa.


Semua manusia saling menghargai

Semua manusia saling mencinta


Udara yang sejuk, aroma dari persaudaraan

Sari pati kedamaian yang merupakan untaian dari ayat-ayat suci…


Tapi semua itu hanya sebuah dambaan kosong.

Setidaknya bukan hanya dambaanku seorang.


*klik~klik~klik*

Senin, 28 April 2008

Sepenggal Kisah World Book Day 2008

Sabtu 26 April.

Andy F. Noya bersama Andrea Hirata

Mengadakan Acara “Kumpulan Kisah Inspiratif – Kick Andy”

Di World Book day 2008.

Sebuah acara untuk menggalakan budaya membaca buku

Di Indonesia untuk Mencerdasakan Bangsa.

Dan inilah kisah salah satu pembaca buku yang

“belum cerdas” yang menghadiri acara itu.

Hehehe..


***


Hai, apa kabar semuanya !


Besok hari terakhir gue UTS huahahaha….! (ketawa orang baru keluar dari jeruji besi). Nah tanggal 26 April lalu gue menghadiri acara yang bertajuk “World Book Day 2008”.


Sumpah, pas gue tahu berita ini gue seneng banget kaya mau dijodohin sama Shireen Sungkar. Beneran lho ! (jangan gila dong…). Gue ngedapetin berita tentang “World Book Day 2008” di multiply nya bang Andrea Hirata, kalian bisa akses disini.


Pemberitahuannya tertulis seperti ini:


Sabtu, 26 April 2008, Pk. 11.00 – 14.00

World Book Day, Museum Bank Mandiri – Jakarta (seberang Halte busway Kota)

Diskusi Buku Kick Andy: Kisah-Kisah Inspiratif

Bersama: Andy F. Noya dan Andrea Hirata


OK ! Langsung saja ke ceritanya.


Hari Sabtu tanggal 26 Maret 2008. Gue tau tanggalan karena sejak tahun baru 2008 gue rajin menggaris coretan 5 garis di tembok. Ya ampun mas. Kayak di Cipinang saja kau ini.. Jam 10 pagi. Gue dah mandi, cukur jenggot, cukur ketek dan pake wangi-wangian. Jangan salah! Gue gak pake Glade Sport loh! Semua perbekalan sudah dipersiapkan. Mulai dari kamera digital Sony W200 kesayangan gue, handuk buat jaga-jaga, spidol, buku Laskar Pelangi untuk tanda tangan dan kaus kaki yang lima tahun belum gue cuci. Cukup ampuh sodara-sodaraku. Pas sesi tanda tangan dengan bang “Ikal” dan om “Kribo”, untuk mempercepat antrian gue tinggal mengibaskan kaus kaki biadab itu dengan gerakan Wu Shu memakai jurus “Naga Mencaplok Kera Sakti” lumayan, barisan di depan gue pun gugur secara terhormat. Hehe.


Entah kenapa kaus kaki gue yang jarang dicuci memang memiliki efek radioaktif yang membahayakan lingkungan yang akan ditentang secara radikal oleh aktvis “STOP THE GLOBAL WARMING”. Sewaktu gue SMA dulu. Teman-teman gue mungkin sudah ikhlas menerima suratan takdir akan kebiasaan gue ngelepas sepatu di kelas. Kalau gue memakai kaos kaki Nike abal-abalan yang udah dicuci dan memakai pewangi sebelumnya sih gak akan mengganggu peradaban. Tapi kalau sampai di hari kesialan mereka yaitu ketika gue kebetulan memakai kaus-kaki-peninggalan-Perang-Dunia-Ke-2-yang-konon-berbau-laknat. Maka akan terjadi eksodus penghuni SMA 1 Boedi Oetomo secara besar-besaran.


Pak Hermanto saja yang akrab dipanggil Pak Manto Bross bersin berdarah-batuk bernanah kalo gue lagi buka sepatu, padahal beliau berada di ruangan Kepala Sekolah yang notabene aman, adem, ayem kaya di inkubator. Gimana teman-teman seperjuangan gue dikelas ? Bisa-bisa paru-paru temen-temen gue pada penuh dengan daki.


Well, lets go to the main story…!


Gue pergi jam setengah sebelas dengan ojek. Pas sampai di sana. Gue stop di gedung tua bewarna putih yang memiliki arsitektur yang artistik serta sarat akan unsur yang historikal. Di depan gedung itu, berdiri kokoh bangunan serupa yang sekelebat pengelihatan gue terpampang papan biru bertuliskan putih “Mandiri”, itupun karena gue lupa ngelepas kacamata kuda.


Gue berniat menyeberang jalan. Jalan di depan gue kalau mengikuti ke arah kanan akan dibelokkan ke kiri yang berarti ke arah belakang membentuk huruf L lengkung terbalik. Kalau berjalan kaki ke kiri akan sampai di pelataran Museum Fatahillah. Lalu-lintas padat siang itu. Cuaca juga sangat panas. Gue udah sabar nunggu kesempatan buat nyeberang jalan. Gue terus nunggu. Ya! Setelah seminggu gue nunggu buat nyeberang akhirnya gue nyeberang juga dengan perasaan yang sama yang dialami oleh tentara Amerika Serikat yang pulang dari perang teluk ke kampung halamannya, kembali ke rumahnya, bertemu sanak saudara, makan malam bersama, mandi air hangat dan malam harinya bersenggama dengan isterinya. Hehe.


Dengan perasaan arogan gue berkata dalam hati “gini nih, katanya mo ada event, jam segini masih sepi banget, dasar orang Indonesia jaman sekarang, budaya ngaretnya kaya daki, gak ilang-ilang. Masih kayak anak SMA aja suka ngaret…”. Gue pun berjalan menuju pintu utama. Disitu tertulis : Dorong = Push, Tarik = Pull (ya iyalah semua pintu bank juga kaya gitu). Bukan ! Pintunya tertutup baik pintu kaca maupun pintu antik yang berada di dalam. Dan sekeliling gue sepi sekali. Ada apa ini ? Tenang… Stay cool man ! Experience teached me well … (gaya orang tengil. Hehehe)


Gue santai kaya gak ada yang perlu dikhawatirkan. Gue berfikir untuk mengelilingi gedung, mungkin aja ada tulisan yang walaupun untuk membacanya harus menggunakan kaca pembesar yang berbunyi:


Maklumat

World Book Day 2008 resmi dipindahkan dari Museum Bank Mandiri ke Taman Safari

Tertanda. penyelenggara


Dan gue pun pulang dengan perasaan duka nestapa. Oh… Mengapa.

Hohoho.


Tapi ternyata Allah SWT. Memberikan peringatan akan ke-arogan-an gue. Gue berjalan ke samping gedung. Gue ngeliat ada pintu tua yang sedikit terbuka, gue mencoba ngintip. Di situ ada mesin ATM yang di jaga oleh seorang satpam. Jam 10.45 bung, ATM dijaga ketat. Ada apa ini ? Jangan-jangan mesin yang dijaga itu mesin yang telah terkena radiasi Allspark (ada yang pernah nonton film Transformer gak ?). Dimana ATM tadi berubah menjadi Android jahat yang bisa menjelma menjadi mesin ATM yang memiliki misi mengarungi kota Jakarta untuk memberantas keperawanan dan menghapus keperjakaan.


Di sini kebenaran terungkap. Satpam itu manggil gue.

“Mas, mau apa mas. Mau make mesin ATM ya?”

“Oh, enggak pak?”

“Pak. Mau tanya, Event World Book Day 2008 diadakan di sini kan pak?”

“Hah…? Iven ?”

“World Book Day 2008”

“Ohh.. itu ..hah?”

Yak pas ! Gue dah tau pasti jawabannya gak tau.

“Gini deh mas... Ini Museum Bank Mandiri kan ?”

“Bukan mas. Ini Bank Mandiri!”

“Lha? Museumnya mana?”

“Itu, gedung putih di belakang.”

(tiba-tiba ekspresi gue kaget dan layar menjadi monochrome kaya negatif film)

Maksud satpam itu, gedung dimana gue berhenti dari ojek tadi. Oooo… Sampai kapan gue kaya gini. Huhuhu…


OK! Goes to World Book Day 2008.


Singkat cerita…


Setelah nonton Diskusi Buku K!ck Andy.

Gue seneng banget udah bisa ngeliat langsung bang Andrea Hirata dan Mas Andy F. Noya serta kisah Inspiratif “Kekuatan Cinta” antara Dwi Krismawan dan Bethania Eden. Tak Lupa dihadirkan Gantyo Koespradono sang penulis Buku Kumpulan Kisah Inspiratif K!ck Andy.


Sekarang sesi tanda tangan. Gue udah nunggu di barisan depan dengan pandangan penuh libido sebelum acara dibubarkan. Setelah acara mau dibubarkan. Gue udah ambil ancang-ancang. Acara selesai, gue berdiri dan mengambil spidol serta Buku Laskar Pelangi (hardcover loh! Gak penting).


Satu langkah. Gue paling depan.


Dua langkah udah 10 cewe nyamperin Bang Andrea. Sompret!


Pesan dari Om Zordon yang bijaksana: Ternyata yang bisa mengalahkan ketangkasan mantan copet adalah segerombolan grouppies.


OK..OK..


Gue nungguin cewe-cewe ngedapetin tanda tangan bang Andrea. Dengan memegang teguh semboyan “Ladiest First” gue dapet giliran terakhir, itupun harus ngikutin bang Andrea sampe pintu. Hikz.. Daripada enggak! Setelah itu gue dapetin tanda tangannya Om Andy. Hore…! Gue pun pulang ke habitat gue dengan perasaan berbunga-citra-lestari. (lho ?)


Oh ya... Udah ke dua kali gue ngalamin yang namanya minta tanda tangan dari seorang tersohor seperti Om Andy dan Bang Andrea. Sebelumnya gue pernah minta tanda tangan dan foto bareng sama David (vokalis Naif). Ternyata dimedan tanda tangan (wahana baru), cewe lebih ganas lho! Gue gak boong. Makannya gue ngalah. Gue mulai merencanakan niat baik. Nanti suatu saat kalau jadi artis, tanda tangan bakal gue ganti dengan cap jempol. Lebih autentik dan menghemat waktu. Untuk satu tanda tangan membutuhkan waktu yang sama dengan 5 cap jempol. Iya gak ? (untuk golongan artis buta huruf, memang iya)


Tapi di akhir perjalanan gue. Gue ketemu dengan pahlawan yang akan memberantas Android ATM yang jahat tadi. (kebetulan aja). Ada fotonya di bawah. Betulan lho! :)


Foto-foto:


buku orang.
bang Andrea yang baik hati mau menanda
tangani buku gue setelah tangannya diskordonasi
syaraf. hehe


om Andy, ko pake topi ? Tenang om.
Saya gak bawa jel pelurus rambut kok.
Sumpah!


Optimus pahlawan yang siap memberantas robot
ATM yang jahat. Optimus..
Kok kamu centilan sih dandannya?


Tandatangan bang Ikal dan Om Kribow.

*klik~klik~klik*

Kamis, 24 April 2008

Obrolan Picisan di Warteg Assoy

Wahoo! Kabar baik semuanya ?

Sekarang kayaknya Ujian sedang trend deh.

Mulai dari Ujian Nasional, Ujian Tengah Semester sampai

Uji Nyali (???)


***


Prolog postingan yang gak nyambung di atas mengawali postingan tanpa pesan moral berikut ini. Tentang percakapan dua anak muda yang sebetulnya tidak penting dan based on true story. Ceritanya kira-kira (soalnya gue lupa persisnya gimana)… (efek nostalgia di mana layar televisi sedang tergenang dengan sound effect nada arpeggio cressendo dari harpa yunani)


Gue dah lama gak ketemu sama anak-anak C.O.D (chronicles of december). Band gw yang satu lagi yang beranggotakan 6 orang yaitu Yoga di gitar, Fahmi di bass, Airin di kibord, Shabrina di vokal, Roberto di drum dan gue di gamparin. (ehh.., di gitar 2 ding!). Dan pada tanggal 20 April kita latihan (lagi) di Armada studio. Langganan gue selama hampir 3 tahun. Yang kerja di studio aja afal (lebih tepatnya pasrah), kalo uda gue yang booking pasti ogah bayar uang DP. Kecuali si Ucok yang mukanya kaya Bam Margerra, skatter proffesioal slenge’an temannya Tony Hawk. Dia gak pernah ngizinin gue untuk booking tanpa DP padahal mas Dedi sang pemiliknya aja bilang boleh. Informasi aja. Tempatnya di jalan Kramat 1, Kwitang daerah Senen. Tempatnya asik!


-o-o-o-


Shortly… setelah kita ngeband (lebih tepatnya setelah gue nyiksa gitar listrik). Kita pun berpisah dan pulang. Airin cabut ke rumahnya. Roberto dan Fahmi pulang bareng. Shabrina dijemput Agus (NB: bukan supir, dia tuh cowoknya lho!). Gue dan Yoga ? Maen gaple sampai larut malam. Ya enggak lah.. Kita makan siang di sebuah warteg kenangan. Kenapa kenangan ? Karena tiap ada gladiresik atau audisi pra-pentas gue selalu mempercayakan urusan perut gue ke tempat itu. Keadaan warteg itu tidak berubah selama 3 tahun terakhir (gaya gue sok tau). Dengan setingan tempat duduk menghadap meja yang dilapisi lemari kaca tempat meletakkan menu makanan yang dijual. Gue pun dan Yoga memesan makanan. Kali ini gue gak makan tahu dengan nasi doang, kebiasaan di tempat kuliahan gue. Gue makan kenyang ! Hahaha (ketawa juragan tanah). Di warteg reot ini pembicaraan gak penting dimulai.


Seperti biasa, perbincangan diwalai dengan topik “gimana kabar kuliahan loe ? Baek gak ?” bukan “kok kumis pak Hermanto masih baplang gitu sih ?”. Seinget gue bukan. Kita mulai makan menu masing-masing.


“Oh iya Iz. Anak-anak Binus yang dari Boedoet ada berapa ?”

“Banyak sih… Ada Kuncoro, Vicky, Damar, Izul, Deni, Icha, Anti, Febri, Iseng, gue dll…”

“Maksud gue yang angkatan baru kali !”

“Yah.. mana gue tau!”

“ooo…””


Cuaca siang di hari Minggu yang memang panas dan yang kurang menggairahkan. Di studio pun tidak ramai seperti hari Jumat atau Sabtu. Warteg terasa panas, sehingga gue sudah menghabiskan es teh manis padahal baru makan. (emang dasarnya doyan !)


“Eh… bikin skripsi itu gimana ya ? Pernah gak loe mikirin gimana anak sastra bikin skripsi Iz ? Misalnya judulnya PENGARUH TANDA KOMA (,) PADA PECAHNYA PERANG DUNIA KE-2.”


Sungguh judul yang aneh.


“Atau Iz. Judulnya… PENGARUH TANDA TAMBAH (+) PADA PEREKONOMIAN SUATU DESA. Mampus aja bikin skripsi kaya gitu! Hahaha….”. Gue pun juga ngakak pas dia nyebutin judul-judul yang aneh kaya gitu. Tapi apa iya ya anak sastra bikin skripsi kaya gitu ? Bisa-bisa timbul suatu riset baru kaya “BERAPA KALI SHAKESPEARE LUPA MEMBUBUHKAN TANDA TITIK PADA SETIAP KARYANYA” atau “MISTERI DIBALIK SUKSESNYA J.K ROWLING ADALAH JUMLAH KATA ‘SIHIR’ DI TUJUH BUKUNYA”. Susah ya jadi anak sastra (versi. Yoga tentunya). Untung gue anak Fasilkom.


Gue mendingan ngitungin jumlah kumisnya Pak Hermanto (kepala sekolah gue pas SMA. Wajahnya kaya Mario Bross, tukang ledeng pemburu dinosaurus yang suka nyundul-nyundul telor dan suka makan spagheti).


“Iz.. masa di asrama gue ada loh temen gue yang ganteng tapi stress”

Stress ? Jangan-jangan temennya udah mulai berbicara dengan sebuah singkong kemudian cebok dengan sumpit. Atau mengigau lagu “OJEK” Cinta Laura semalam suntuk kali ya ? Kasihan banget..


“Die jadi bencong gitu!”, menurut gue sih biasa aja.


“Trus dia ngomong kaya gini ke temen-temen gue, ‘eh loe semuanya’ inget ya. Jangan sekali-kali ngedeketin Yoga. Yoga itu milik gue!’ gitu Iz!”.


What the Fuck ! Si Yoga ditaksir homo !


“Hahaha… Masa gitu Ga ? Oh ya. Gue pengen nanya. Setelah loe di SMA sering ditaksir cewe. Gimana rasanya dikejar-kejar hombreng ? Enak gak ? Ada sensasi yang lain gak ? Suka dukanya bisa loe ceritain gak ?”. Si Yoga Cuma ketawa asem.


Gue sih nyesel lupa ngebilangin dia. Lebih baik dia memproteksi lobang bo’olnya pake Firewall.


“Dia begitu karena stress Iz. Di dua-in gitu sama ceweknya. Kasian banget ya. Sampe segitunya…”


Wah inspirasi bagus tuh buat lagu musisi Indonesia. Setelah menceritakan sebuah penghianatan cewek karena menduakan cowok seharusnya ada tambahan lirik terakhir penutup lagu “…dan akupun mulai menjadi gay…”. Kacau abiz!


“O iya. Dah gitu nih Iz. Si Rifqi pernah suatu saat lagi ngejemur baju. Dia ngeliat di samping dia ada lekong gitu lagi ngejemur baju juga. Trus dia sih awalnya biasa aja. Tapi dikedipin ganjen gitu sama lekong! Hahaha… Lagian Asrama dia namanya ‘Lorong Cinta’. Hahaha… ”


Udah dua aja temen gue yang harus pake Firewall.


Gue berfikir kenapa jebolan sekolahan gue berpotensi ditaksir gay gini sih ? Apa karena pernah dicukur sama Pak Tiahara (wakil kepsek gue pas SMA. Bertampang om-om dan suka jalan ngengkang). Apa karena salah menjiplak gaya rambut ? Apa juga karena memakai anting di sebelah kiri. Ahh! Gak mungkin! Apa jangan-jangan muka mereka berdua kaya homo ya ? Apa iya ? Bagi gue, mereka berdua temen gue mantan aktivis mesjid yang bertampang alim dan ganteng. Yang jelas gak kaya gue walaupun ganteng (lumayan, sekalian promosi) tapi tampangnya lumayan ‘tersesat’. Hehe.


Eniwei.


Gue juga pernah loh ngalamin kejadian yang sama kaya kedua temen gue yang tampangnya ganteng dari tolak ukur kaum gay.


Jadi pas gue baru jaman-jamannya MOS atau Masa Orientasi Siswa di SMA dulu. Hari terakhir kalau gak salah. Gue pulang dan mau nyegat mikrolet. Tiba-tiba gue ngeliat ada anak yang dari tampangnya seangkatan kaya gue. Dia duduk di tangga bawah jembatan penyebrangan daerah Gunung Sahari. Die ngeliatin gue. Gue pun membalas demikian. Dia berkukit hitam manis dan berwajah tampan dan sampai sekarang dia temen gue, namanya Firman.

Mulailah gelagat yang aneh. Dia senyum-senyum najong gitu! Gue masih nyantai, kali aja ada temen dia lagi berdiri dibelakang gue. Mungkin lagi janjian kali. Ternyata gue salah! Dia senyum-senyum-mesum ke arah gue! Ohh God! Is this a sign of Armageddon !?


Pada awalnya gue parno. Tapi gak mungkinlah. Pikiran gue aja yang negatif. Gue mulai berfikir dan mengingat keadaan gue waktu itu. Ohhh…. Iya ! Gue masih botak. Gendut (sampai sekarang masih kalee..!). Dan memakai kacamata ber-frame bulat.

Gue udah tau sekarang apa yang Firman pikirin waktu senyum-senyum ke gue. Pasti dalam pikirannya, “Ya Allah telah Engkau kabulkan permintaan hambamu ini untuk bertemu Bobo Ho !”


visualisasi Bobo Ho:

wajah sebelum masuk pimp my face


Bagi gue Firman, temen gue mantan anak mesjid baik-baik berwajah tampan.

Oke! Balik lagi ke obrolan gak penting…


“Selain itu ya Iz. Ada orang gila di deket asrama gue yang ketidakwarasannya disebabkan oleh Cinta”. Yak! satu lagi masalah cinta yang berdampak luka psikologis.


“Cewek gitu Iz. Berjilbab. Tapi aneh banget. Dia paling takut sama cowok tinggi. Berkacamata dan berbaju hitam.”

“Nah loe kan kacamataan Ga, tinggi lagi. Isengin aja kali!”

“Itu dia. Gue waktu itu sama temen-temen gue iseng lewatin tuh orgil. Terus die sewot. Sambil ngomong ‘eh tai, sini lu tai, ngapain lu berani lewat sini tai, jangan macem-macem tai!’ Nah gue jawab aja Iz ‘maaf bu, yang tai tuh temen saya. Bukan saya’. Eh dia sewot lagi, ‘bukan dia tai, lu yang tai, eh tai, sini lu tai, ngapain lu berani lewat sini tai, jangan macem-macem tai!’ ”


Ada juga orang yang perbendaharaan katanya kaya gitu.


“Nah.. udah aja gue deketin Iz. Eh…, tuh orgil malah ngibrit. Aneh!”

Gue berfikir jangan-jangan si Yoga nyamperin tuh orang sakit dengan berjalan ngengkang dan lupa mentup resleting. Apa iya ? Ah.. Gak mungkin ah. Satu lagi, orang gila itu menyebut tai terus terusan. Jangan-jangan sebagian lafal pemisah kata (spasi) pada kalimatnya telah diubah jadi tai!. Jangan-jangan dia mutusin cowoknya dulu yang notabene perawakannya kaya Yoga karena suka berak sambil jalan. Tau ah! Bisa aja pas dia ngomong “bu, permisi, saya mau makan dulu” resmi berubah jadi “Bu TAI, Permisi TAI! , saya mau makan TAI dulu TAI…!!!”


Banyak-banyaklah membaca buku sastra wahai orang gila.


Ngomong-ngomong soal skripsi. Bagi anak psikologi buat bikin tesis bisa mengambil masalah tentang “MENEBAK PENYEBAB ORANG GILA DARI APA YANG MEMBUATNYA NGIBRIT DAN JUGA PERBENDAHARAAN KATANYA TENTUNYA”




Fin.



*klik~klik~klik*

Senin, 21 April 2008

5 Trik Ngawur UAN

Post ini gue tulis pukul 02.15 pagi

Tanggal 21-April-2008

Untuk semua murid kelas 3

SMA Negeri 1 Boedi Oetomo

Tahun ajaran 2007/2008

Baik IPA, IPS

Ataupun IPB (Ilmu Peternakan Babi)

Yang terakhir, sumpah. Gue boong!

….


***


Menghadapi perperangan UAN (Ujian Akhir Nasional) adalah bukan perkara yang mudah. Tahun ini siswa/i SMA sederajat se-Indonesia menghadapi 6 mata pelajaran UAN. 6. Bukan 3 seperti tahun lalu. Yang pasti mereka menunjukkan kerja yang lebih keras daripada yang senior mereka lakukan pada tahun sebelumnya. Itu pasti!

Tapi bagaimana ya, perasaan mereka harus menghadapi 6 rantaian “cobaan” dari Yang Maha Kuasa itu?



5 Trik Ngawur Menghadapi UAN


Beberapa trik singkat ini (itupun mungkin) akan bisa membantu dalam menghadapi UAN:


  1. Pada saat pertama kali menduduki ruang kelas. Usahakan duduk dalam posisi yang rileks. Jangan kaku. Itu akan mengganggu mental psikologis peserta. Boleh membawa bantal, selimut ataupun sejenis boneka teddy. Konsultasikan dulu dengan pengawas yang bersangkutan.

  1. Usahakan pada saat pengawas datang. Jangan tunjukkan ekspresi tegang sama sekali. Ada suatu momen yang bisa memanfaatkan “ilmu kesan 2 detik pertama” yaitu pada titik pengawas mulai menatap mata peserta dalam satu ruangan satu persatu, mereka ingin menguji isi mental dan kepala peserta, siap atau tidak. Usahakan secara kolektif menatap mata pengawas dengan yakin. (Paling penting untuk mata UAN Matematika). Untuk meyakinkan para pengawas bahwa “saya siap untuk bertempur!!!” dalam hati usahakan mengatakan “gue gak takut” atau saat menatap mata pengawas nyanyikan lirik dalam hati “…kurasa ku tlah jatuh cinta… pada pandangan yang pertama…”. Mudah-mudahan efektif.

  1. Pada saat mengerjakan soal. Usahakan peserta menunjukan ekspresi “santai berujung sukses”. Trik yang satu ini berguna untuk meluluhkan mental “ngenyek” pengawas dan ampuh juga untuk meningkatkan kredibilitas di sekolah. Sayapun berhasil menerapkan trik ini. Saat pengawas memperhatikan saya ketika mengerjakan soal Matematika. Saya pun tersenyum-mesum seakan akan “wah…soal yang ini toh! Ini mah sudah 100 x gue kerjain..” dan pengawas pun tidak menaruh curiga sama sekali. Walaupun kenyataannya yang bersuara dalam hati saya adalah seperti: “Mati Gua! Soal apaan ini! Ini kerjain pake rumus apaan? atau Mampus.. gue gak bisa! Mama…Gua gak lulus UAN!!! Seragam SMA gua udah sempit !!!

  1. Trik point ketiga merupakan ‘batu loncatan’ untuk trik yang keempat ini. “be an angel” or “be a devil” jangan “be an angel bukan… devil juga bukan”. Pokoknya jangan. Kalau mau ‘bersih’ dalam UAN. Salut! Bagus. Andalah calon harapan bangsa. Tapi kalau sampai mengikuti jalan ‘sesat’ yang saya tempuh. Tobat belum terlambat. Hehe. Usahakan nanya pas UAN. Tentu yang bener-bener gak bisa aja. Jangan gegabah! Atau anda tahu akibatnya! Hukumannya lebih buruk dari tidak lulus.. Mencukur bulu ketiak pengawas. Gak mau kan ? “Lakukanlah dengan gerakan yang anggun” itu filosofinya. Kalau sampai ditanya pengawas sedang apa. Jangan sekali-kali bilang mau pinjam alat tulis. Jawablah dengan tenang “Pak/Ibu… Saya sedang menanyakan kabar pada teman saya ini atau Saya hanya ingin mengajak teman saya untuk pulang bareng sehabis ujian terkutuk ini bu.. Masak gak boleh ?”. Biasanya efektif. (Itupun kalau anda benar-benar ingin mencukur bulu ketiak pengawas)

  1. Kalau anda sudah berhasil mengerjakan UAN. Mudah-mudahan! Saya doakan. Ketika anda beserta teman-teman anda meninggalkan kelas. Jangan menimbulkan glagat yang terlalu ekstrim. Umpama bagi yang yakin akan hasil jerih payah sendiri atau hasil “simbiosis mutualisme”, janganlah berteriak “Hore!!! Soalnya gampang banget! Yes gue bakal lulus”. Akan ada dua kemungkinan. Anda dikira mencontek atau anda dinilai sombong. Sebaliknya bila soalnya sulit usahakan jangan terlalu sedih karena belum tentu anda akan mendapatkan hasil yang buruk bukan ? Ciptakan atmosfer yang damai. Dan berbincanglah mengenai topik “Yuk setelah Uan kita makan-makan di HokBen atau Udahlah gak usah terlalu dipikirin, kita serahin aja sama Tuhan…”. Bisa juga bikin percakapan dengan lantang kayak gini: Wah! Yang ngawas tadi ibu-ibu ya? Gue kira bukan ! Abis mukanya kaya pantat babon , Pengawasnya bikin gue ilfill ! Masa die ngeliatin gue dengan muka ngeden-mau-berak gitu. Kan gue gak konsen! atau Buset! Itu ngawas apa molor ? Posisi duduknya ngumbar-ngumbar selangkangan gitu!! Mau sekalian promosi tuh si babeh' !”. Mudah-mudahan bisa menolong. (Itupun kalau anda rela mengikuti UAN ulangan dengan memanfaatkan lubang hidung anda untuk menghitamkan jawaban)

Yeah...! Apapun yang terjadi. Berjuanglah sekuat tenaga. Jangan mau kalah dengan soal. Kalian pasti bisa !!!


*klik~klik~klik*

Sabtu, 19 April 2008

Puisi Surga

Dengan kapasitas TOEFL yang kritis
gue berusaha membuat puisi fiktif ini.
Comment aja.
Kritik harus.
Kalo mau muntah juga gak apa-apa
Hohoho :)

***

A Placed Named Nirvana


In my dream…

Long time ago, I walked in a normal placed named earth.

I just saw an ordinary life.


Now, I walked in a chaostic placed named earth.

It’s filled with arrogant creature named human.

They are so absurd.

Some of them say “I will rule the world”

Some of them say “I would rather life in peace”

And some of them say “I do not care…”


In a placed named earth.

One day I met an old man.

Walking in a crowd.

But he walked to opposite way.

I asked him “Wait, who are you ?”

He said “Who am I ? You just walked above me.”

I was so astonished and said “I just met you, and you said that I walked above you ?”

He said “Look at around !”

I was looking at the crowded people and said “They are so messy!”

I look at the building, they are so huge…

Sky was so black.

Guess what I saw hungry people everywhere.

And rich people that have no mercy.

He said a again “I was so green… I was so peace”

“What! So you are earth. And what happened to you?” I said.

“I am tired…”

“It can’t be!!! So where I can find a better place? A peaceful place

And life in together humanity and love?”


“Go there…”

“Where?”

“There…”

“Where…?”

“Nirvana…”


I woke up.

And that just still a dream for me.




*klik~klik~klik*

Jumat, 18 April 2008

Rush Hour Gadungan Part 2

Kisah yang tak punya pesan moral tertentu ini merupakan lanjutan dari bagian pertama…

***


Selasa 15 April


Hari UTS pertama telah dilewati dengan kesimpulan. “Bahan yang dikeluarin gak diajarin sama dosen”. Bagus. Bermacam-macam spekulasi bermunculan. Contohnya saja Handi, “Bahan UTS tentang matriks gak diajarin kayaknya sama pak Holder”. Ariz, “Iya nih.. Kita bakalan dapetin bonus nilai sesuai janji pak Holder karena bahannya gak diajarin”. Dan gw uda mati rasa karena betul-betul belajar tentang DFD (data flow diagram) tapi kenyataannya dari 7 soal, 4 keluar tentang Matriks. Ganteng. Saat temen gw sedang memperdebatkan soal sialan itu, gw cuma mengeluarkan komentar seperti “Huee hehehe…, O gitu ya…? Hahaha….”. Sampai perdebatan selesai.


Singkat cerita.


Malem harinya gw belajar MU sampai larut. Tepat pukul 10.56. Gw ber YM ria dengan Yovie. Bisa memanfaatkan YM (yahoo messenger) buat tuker-tuker kisi-kisi merupakan hal yang sangat bermanfaat. Tiba-tiba seberkas memori yang hilang tiba-tiba kembali lagi seakan-akan masuk dari sum-sum tulang belakang menuju otak belakang dan menyerang kepala gw tanpa ampun. 4 dokumen yang belum dikumpulkan, belum bener-bener gw kumpulkan. Bagus. Gw lupa. Dan tahukah kalian apa artinya itu? Gw besok gak ikut ujian mata kuliah Manajemen Umum. Keren!


Gw langsung membabi buta bertanya untuk urusan ini ke Yovie melalui YM dan telpon.


Percakapan telpon:
“Yov, gimana nih! Mampus gw besok gak bisa ujian MU !”

“Lho, knapa Iz?”

“Tadi sore lupa ngumpulin 4 dokumen padahal uda direncanain tadi siang!”

“Lha, salah sendiri…”

Sungguh tidak berkeprike-alien-nan.

“Gini aja, pagi-pagi jam 7 loe pantengin aja Admisi anggrek biar bisa kumpul”

“KAMPRET LU! ADMISI BUKANYA JAM 8!!!”

“O… Hahaha… Iye boz, gw lupa. Nah, trus gmana dong? Ntar deh gw tanya Tomo, dia udah pernah kaya gitu”


Setelah nanya sama Tomo, temen satu kost-an Yovie. Singkatnya besok gw bisa minta. Surat izin di Syahdan buat ngikutin ujian sementara dengan alasan dokumen masuk sebagai mahasiswa sedang diproses. Gw mungkin telat setengah jam karena dari Syahdan ke Anggrek makan waktu. Gak apa-apa sih. Daripada gak ikut sama sekali? Hari terselamatkan.

Shortly…


Pagi yang cerah untuk mengikuti ujian. Diboncengi oleh supir ojek yang duduk dimuka ku duduk di belakang pak ojek yang sedang bekerja. Mengendarai ojek supaya standing jalannya. Gw pun sampai di Syahdan. Dengan lari seperti pinguin gw langsung mendobrak pintu Layanan Mahasiswa. (ya enggak lah…). Gw pun membuka pintu Layanan Mahasiswa. Gw mengambil karcis antrian dan duduk dengan damai. Waktu terus berjalan, dan temen-temen sekelas gw sedang asik-asiknya ngerjain soal. 5 menit… Gw berfikir supaya giliran gw untuk mengurus kartu ijin terlambat dipercepat. Tapi bagaimana?


Gw pura-pura terserang epilepsi *)


ilustrasi diperagakan oleh model dengan disensor. hal tersebut

bertujuan untuk menghindari tuntutan pencemaran atas nama baik.

beneran lho!!!

(asli: ini gw acting lebay aja)


Ya enggak lah! Akhirnya nomor gw dipanggil. “B 82!”, kata seorang petugas.

Dengan semangat spartan gw salto dari tempat duduk langsung ke bangku petugas.


Ada yang bisa dibantu mas?”

“Maaf, mbak begini. Jam 8 saya harus ujian dan tahukah mbak sekarang jam berapa ?”


8.10


“T..t.. tapi saya b…b belum mendapatkan KMK. Saya m…m..emang di suruh untuk m..mengumpulkan 1 berkas yaitu ijazah oleh Admisi anggrek. Tetapi k..k..keeseokan harinya setelah saya m..m…mengumpulkan, m.mm.alah petugas yang lain mengatakan b..b.bahwa saya harus mengumpulkan 4 d..d..dokumen yaitu 2 STL dan 2 Ijazah. Administrasinya .g.g..gak beres khan mbak! Maaf, ini bukan kesalahan saya sepihak….”. Gw berbicara terengah-engah bukan karena mau berak di celana, tapi karena MMC disebabkan oleh RUSH HOUR.


“Mbak bisa membuatkan semacam surat ijin keterlambatan ujian gak mbak. Supaya saya bisa ujian sekarang juga mbak. Nanti siang saya mau menuntaskan masalah administrasi ini sampai tuntas”

“Mas kenapa gak dateng aja tadi pagi. Jam 7 udah buka kok..”. Semalem Yovie bilangnya jam 8 deh kalo gak salah, iya kan?


Makasih Yov.


“Kalau untuk UTS kami buka lebih pagi mas, begitu… Tapi gimana yah mas, kami gak bisa membuat surat semacam itu.” Ini berarti gw gak bisa ikut UTS untuk mata kuliah MU. Gw kembali lagi mau ngerencanain pura-pura epilepsi lagi. Kan lumayan, permintaan gw bisa dikabulin. Tapi gw batalin niat busuk itu. Ntar malah dicekokin sama Carbamazepine, sejenis obat epilepsi. Kalo efeknya kebadan gw gak cocok gimana. Kayak tumbuh rambut di gusi atau selangkangan gw bernanah. Tidaaakk…!

“Saya coba telpon Admisi Anggrek dulu mas”


Voila!


Gw pun bisa mengikuti ujian dengan damai sentosa. Kartu KMK di tangan dan 4 surat ‘wasiat’ itu mereka yang urus. Gw tiba-tiba merasa jatuh cinta sama tuh mbak.


Gw pun berlari secepat-cepatnya. Menghampiri tukang ojek yang gw suruh tunggu dulu dari tadi. Dan tancap gas ke kampus Anggrek. (background sound: Ready Steady Go! – laruku).


Walhasil gw sampai di depan kampus Anggrek. Untung gak ada orang berseragam hitam dan nanya “mau apa mas?”. Gw akan lantang menjawab, “UTS BARENG NICHOLAS TEO!!!”. Gw mulai memasuki gedung. Mau naik lift tapi malah lama. Masih nyangkut di lantai atas. Akhirnya gw berlari dengan kilat. Banyak anak-anak Binus lagi belajar. Gw takut diteriakin, “COPET!!!!” atau ditangkap petugas patroli anjing liar. (emang ada apa di Jakarta, kucing-kucing kurap aja berkeliaran..!)


Eskalator ke lantai dua.

Eskalator ke lantai tiga.

Eskalator ke lantai empat. Gw menuju ruang 404 tempat gw UTS. Surprise!!! Gak ada siapa-siapa. Pintu dikunci. Cuma ada petugas yang lagi ngepel di lanati itu. Gw pun berteriak-teriak hiperbolis kritis tanpa otak. “HAH…! Apa-apaan mana anak-anak? Dimana, pindah ke mana? Mati gua! Gak ikut UTS!!! Mamaaaaaaaaa!!!”


Petugas yang lagi ngepel itu ngeliat gw dengan muka ngeyek. Apa coba? Tiba-tiba dia nunjuk suatu kertas bewarna merah yang terpampang jelas di pintu.

“UJIAN MATA KULIAH MANAJEMEN UMUM DI RUANGAN 404 TELAH DIPINDAHKAN KE RUANG 706. Tertanda: Akademis”


BEGO GUA!


Gw baru tau. Ekspresi yang ditunjukan oleh petugas tadi bukan ekspresi ngeyek tapi ekspresi mau nyumpel kanebo ke mulut gw. Gw pun melajutkan adegan dikejar mucikari dengan berlari dengan tergopoh-gopoh.


Eskalator ke lantai lima. Gw masih ngibrit.

Eskalator ke lantai enam. Gw masih kuat.

Eskalator ke lantai tujuh. Gw udah celeng kaya abis nyimeng. Kalo gw gak hati-hati dan menjaga keseimbangan bisa ngegelinding gw. Khan gak seru kalo gw ngegelinding dan ada anak-anak cewek ngeliat. Ntar mereka teriak, “Kyaaa!!!! ADA SILUMAN BABI NGEGELINDING DI ESCALATOR!!!! Panggil sekuruti… PANGGIIIILLLLL!!!!!!!!!!!”


Sumpah, nafas gw udah bener-bener ngos-ngosan. Mungkin karena bakat asma yang gw idap. Gw pun memasuki ruangan 706 dengan nyawa di ujung tenggorokan. Anak-anak satu ruangan pada ketawa kecil. Pengawas ujian pun juga ikut-ikutan. Gw udah curiga sejak awal. Pasti diketawain. Gw tau apa yang ada di benak mereka. Pasti mereka mengira gw terlambat karena disfungsi alarm atau korban kebiadaban lalu lintas kota Jakarta. Jakarta itu keras kapten!!! Ya Allah ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Hehehehe….


Pengawas bertanya dengan santai.

Pengawas : Kenapa kok terlambat?

Gw : (senyum-senyum najong, karena alasannya sangat panjang)

Pengawas : Kok bisa terlambat sih?

Gw : (senyum-senyum najong, karena alasannya sangat panjang)

Pengawas : Yauda kamu ke akademis aja ambil surat keterlambatan.

Gw : (ekspresi muka berubah seperti abis tersedak gulai titit kambing)


Anak-anak yang lain masih ketawa kecil. Gw keluar dengan diiringi cekikik-tengik. Thx. to audience!


Gw berlari menuju Akademis yang berada di lantai dua. Naek lift. Kebetulan di dalam lift ada mas-mas. Gw terengah-engah dalam lift, masih ngos-ngosan. Gw perhatiin dia malah merhatiin gw dengan ekspresi anak yang takut akan pedofillia. Lantai lift menunjukkan lantai 2. Gw pun keluar dan masuk ke ruang Akademis.


Di tempat itu gw bertemu dengan petugas dan ia mengatakan ada keperluan apa. Seorang bapak berwajah ramah. Gw pun menceritakan.

“Wah gak bisa gitu mas. Udah terlambat, baru lima menit. Gak bisa minta surat ijin terlambat”

Gw mulai berfikir akan mengatakan ini, “Ini saya ada duit 100.000 masak sih lima menit aja diitungin toh pak. Ngerti kan maksud saya?” Tapi gw takut di gampar.


Ternyata bapak itu mengizinkan dan gw boleh ikut ujian di ruangan Akademis.

Gw pun menjawab soal dengan lancar. Terimah kasih bapak! Saya mulai jatuh cinta pada bapak !!!


HURRAY!!!



***


Nah sekian dulu ceritanya yah. Sampai gw ngepost tulisan ini gw lagi mau menghadapi UTS Pengembangan Sistem Informasi. Bagi yang masih UTS saya doakan semoga berhasil. Bagi adek-adek kelas di Boedoet (SMA Negeri 1 Jakarta). Mudah mudahan kalian lulus 100% saya doakan pasti. Untuk adek-adek sepupu gw, Rangga yang mau masuk SMA dan Ghea yang mau masuk SMP, berjuang ya!!! Kalian pasti bisa! Tapi bagi yang mau tau rahasia begadang. Bisa ngeliat postingan gw sebelumnya.


OCHE!!! Wassalamualaikum




*klik~klik~klik*