Senin, 28 April 2008

Sepenggal Kisah World Book Day 2008

Sabtu 26 April.

Andy F. Noya bersama Andrea Hirata

Mengadakan Acara “Kumpulan Kisah Inspiratif – Kick Andy”

Di World Book day 2008.

Sebuah acara untuk menggalakan budaya membaca buku

Di Indonesia untuk Mencerdasakan Bangsa.

Dan inilah kisah salah satu pembaca buku yang

“belum cerdas” yang menghadiri acara itu.

Hehehe..


***


Hai, apa kabar semuanya !


Besok hari terakhir gue UTS huahahaha….! (ketawa orang baru keluar dari jeruji besi). Nah tanggal 26 April lalu gue menghadiri acara yang bertajuk “World Book Day 2008”.


Sumpah, pas gue tahu berita ini gue seneng banget kaya mau dijodohin sama Shireen Sungkar. Beneran lho ! (jangan gila dong…). Gue ngedapetin berita tentang “World Book Day 2008” di multiply nya bang Andrea Hirata, kalian bisa akses disini.


Pemberitahuannya tertulis seperti ini:


Sabtu, 26 April 2008, Pk. 11.00 – 14.00

World Book Day, Museum Bank Mandiri – Jakarta (seberang Halte busway Kota)

Diskusi Buku Kick Andy: Kisah-Kisah Inspiratif

Bersama: Andy F. Noya dan Andrea Hirata


OK ! Langsung saja ke ceritanya.


Hari Sabtu tanggal 26 Maret 2008. Gue tau tanggalan karena sejak tahun baru 2008 gue rajin menggaris coretan 5 garis di tembok. Ya ampun mas. Kayak di Cipinang saja kau ini.. Jam 10 pagi. Gue dah mandi, cukur jenggot, cukur ketek dan pake wangi-wangian. Jangan salah! Gue gak pake Glade Sport loh! Semua perbekalan sudah dipersiapkan. Mulai dari kamera digital Sony W200 kesayangan gue, handuk buat jaga-jaga, spidol, buku Laskar Pelangi untuk tanda tangan dan kaus kaki yang lima tahun belum gue cuci. Cukup ampuh sodara-sodaraku. Pas sesi tanda tangan dengan bang “Ikal” dan om “Kribo”, untuk mempercepat antrian gue tinggal mengibaskan kaus kaki biadab itu dengan gerakan Wu Shu memakai jurus “Naga Mencaplok Kera Sakti” lumayan, barisan di depan gue pun gugur secara terhormat. Hehe.


Entah kenapa kaus kaki gue yang jarang dicuci memang memiliki efek radioaktif yang membahayakan lingkungan yang akan ditentang secara radikal oleh aktvis “STOP THE GLOBAL WARMING”. Sewaktu gue SMA dulu. Teman-teman gue mungkin sudah ikhlas menerima suratan takdir akan kebiasaan gue ngelepas sepatu di kelas. Kalau gue memakai kaos kaki Nike abal-abalan yang udah dicuci dan memakai pewangi sebelumnya sih gak akan mengganggu peradaban. Tapi kalau sampai di hari kesialan mereka yaitu ketika gue kebetulan memakai kaus-kaki-peninggalan-Perang-Dunia-Ke-2-yang-konon-berbau-laknat. Maka akan terjadi eksodus penghuni SMA 1 Boedi Oetomo secara besar-besaran.


Pak Hermanto saja yang akrab dipanggil Pak Manto Bross bersin berdarah-batuk bernanah kalo gue lagi buka sepatu, padahal beliau berada di ruangan Kepala Sekolah yang notabene aman, adem, ayem kaya di inkubator. Gimana teman-teman seperjuangan gue dikelas ? Bisa-bisa paru-paru temen-temen gue pada penuh dengan daki.


Well, lets go to the main story…!


Gue pergi jam setengah sebelas dengan ojek. Pas sampai di sana. Gue stop di gedung tua bewarna putih yang memiliki arsitektur yang artistik serta sarat akan unsur yang historikal. Di depan gedung itu, berdiri kokoh bangunan serupa yang sekelebat pengelihatan gue terpampang papan biru bertuliskan putih “Mandiri”, itupun karena gue lupa ngelepas kacamata kuda.


Gue berniat menyeberang jalan. Jalan di depan gue kalau mengikuti ke arah kanan akan dibelokkan ke kiri yang berarti ke arah belakang membentuk huruf L lengkung terbalik. Kalau berjalan kaki ke kiri akan sampai di pelataran Museum Fatahillah. Lalu-lintas padat siang itu. Cuaca juga sangat panas. Gue udah sabar nunggu kesempatan buat nyeberang jalan. Gue terus nunggu. Ya! Setelah seminggu gue nunggu buat nyeberang akhirnya gue nyeberang juga dengan perasaan yang sama yang dialami oleh tentara Amerika Serikat yang pulang dari perang teluk ke kampung halamannya, kembali ke rumahnya, bertemu sanak saudara, makan malam bersama, mandi air hangat dan malam harinya bersenggama dengan isterinya. Hehe.


Dengan perasaan arogan gue berkata dalam hati “gini nih, katanya mo ada event, jam segini masih sepi banget, dasar orang Indonesia jaman sekarang, budaya ngaretnya kaya daki, gak ilang-ilang. Masih kayak anak SMA aja suka ngaret…”. Gue pun berjalan menuju pintu utama. Disitu tertulis : Dorong = Push, Tarik = Pull (ya iyalah semua pintu bank juga kaya gitu). Bukan ! Pintunya tertutup baik pintu kaca maupun pintu antik yang berada di dalam. Dan sekeliling gue sepi sekali. Ada apa ini ? Tenang… Stay cool man ! Experience teached me well … (gaya orang tengil. Hehehe)


Gue santai kaya gak ada yang perlu dikhawatirkan. Gue berfikir untuk mengelilingi gedung, mungkin aja ada tulisan yang walaupun untuk membacanya harus menggunakan kaca pembesar yang berbunyi:


Maklumat

World Book Day 2008 resmi dipindahkan dari Museum Bank Mandiri ke Taman Safari

Tertanda. penyelenggara


Dan gue pun pulang dengan perasaan duka nestapa. Oh… Mengapa.

Hohoho.


Tapi ternyata Allah SWT. Memberikan peringatan akan ke-arogan-an gue. Gue berjalan ke samping gedung. Gue ngeliat ada pintu tua yang sedikit terbuka, gue mencoba ngintip. Di situ ada mesin ATM yang di jaga oleh seorang satpam. Jam 10.45 bung, ATM dijaga ketat. Ada apa ini ? Jangan-jangan mesin yang dijaga itu mesin yang telah terkena radiasi Allspark (ada yang pernah nonton film Transformer gak ?). Dimana ATM tadi berubah menjadi Android jahat yang bisa menjelma menjadi mesin ATM yang memiliki misi mengarungi kota Jakarta untuk memberantas keperawanan dan menghapus keperjakaan.


Di sini kebenaran terungkap. Satpam itu manggil gue.

“Mas, mau apa mas. Mau make mesin ATM ya?”

“Oh, enggak pak?”

“Pak. Mau tanya, Event World Book Day 2008 diadakan di sini kan pak?”

“Hah…? Iven ?”

“World Book Day 2008”

“Ohh.. itu ..hah?”

Yak pas ! Gue dah tau pasti jawabannya gak tau.

“Gini deh mas... Ini Museum Bank Mandiri kan ?”

“Bukan mas. Ini Bank Mandiri!”

“Lha? Museumnya mana?”

“Itu, gedung putih di belakang.”

(tiba-tiba ekspresi gue kaget dan layar menjadi monochrome kaya negatif film)

Maksud satpam itu, gedung dimana gue berhenti dari ojek tadi. Oooo… Sampai kapan gue kaya gini. Huhuhu…


OK! Goes to World Book Day 2008.


Singkat cerita…


Setelah nonton Diskusi Buku K!ck Andy.

Gue seneng banget udah bisa ngeliat langsung bang Andrea Hirata dan Mas Andy F. Noya serta kisah Inspiratif “Kekuatan Cinta” antara Dwi Krismawan dan Bethania Eden. Tak Lupa dihadirkan Gantyo Koespradono sang penulis Buku Kumpulan Kisah Inspiratif K!ck Andy.


Sekarang sesi tanda tangan. Gue udah nunggu di barisan depan dengan pandangan penuh libido sebelum acara dibubarkan. Setelah acara mau dibubarkan. Gue udah ambil ancang-ancang. Acara selesai, gue berdiri dan mengambil spidol serta Buku Laskar Pelangi (hardcover loh! Gak penting).


Satu langkah. Gue paling depan.


Dua langkah udah 10 cewe nyamperin Bang Andrea. Sompret!


Pesan dari Om Zordon yang bijaksana: Ternyata yang bisa mengalahkan ketangkasan mantan copet adalah segerombolan grouppies.


OK..OK..


Gue nungguin cewe-cewe ngedapetin tanda tangan bang Andrea. Dengan memegang teguh semboyan “Ladiest First” gue dapet giliran terakhir, itupun harus ngikutin bang Andrea sampe pintu. Hikz.. Daripada enggak! Setelah itu gue dapetin tanda tangannya Om Andy. Hore…! Gue pun pulang ke habitat gue dengan perasaan berbunga-citra-lestari. (lho ?)


Oh ya... Udah ke dua kali gue ngalamin yang namanya minta tanda tangan dari seorang tersohor seperti Om Andy dan Bang Andrea. Sebelumnya gue pernah minta tanda tangan dan foto bareng sama David (vokalis Naif). Ternyata dimedan tanda tangan (wahana baru), cewe lebih ganas lho! Gue gak boong. Makannya gue ngalah. Gue mulai merencanakan niat baik. Nanti suatu saat kalau jadi artis, tanda tangan bakal gue ganti dengan cap jempol. Lebih autentik dan menghemat waktu. Untuk satu tanda tangan membutuhkan waktu yang sama dengan 5 cap jempol. Iya gak ? (untuk golongan artis buta huruf, memang iya)


Tapi di akhir perjalanan gue. Gue ketemu dengan pahlawan yang akan memberantas Android ATM yang jahat tadi. (kebetulan aja). Ada fotonya di bawah. Betulan lho! :)


Foto-foto:


buku orang.
bang Andrea yang baik hati mau menanda
tangani buku gue setelah tangannya diskordonasi
syaraf. hehe


om Andy, ko pake topi ? Tenang om.
Saya gak bawa jel pelurus rambut kok.
Sumpah!


Optimus pahlawan yang siap memberantas robot
ATM yang jahat. Optimus..
Kok kamu centilan sih dandannya?


Tandatangan bang Ikal dan Om Kribow.

*klik~klik~klik*

1 komentar:

Tempat bagi siapa pun untuk belajar tentang kehidupan dan pengetahuan.

Hai pemilik blog Type of Freedom
Wah, betul-betul bebas nih nulis di blog ini. Anda ternyata punya bakat nulis luar biasa. Jarang loh ada anak muda yang hobi nulis seperti kamu.

Bahasa yang kamu gunakan energik, kocak dan asyik dibaca. Membaca tulisanmu jadi ingat cerita Lupus di era 80-an. Selamat ya telah dapat tanda tangan si Kribow dan si kucel (rambutnya) Andrea Hirata.

Ngomong-ngomong udah baca buku Kick Andy-Kumpulan Kisah Inspiratif belum? Pantas kalau belum, padahal waktu itu saya sudah siap membubuhkan cap jempol loh. He .. he..

Gantyo Koespradono