Rabu, 14 Mei 2008

Perang Dingin-dingin Empuk part 2

(Sambungan dari perang ‘ketapel’ bagian satu)

Sial! Gue lupa pesan petugas yang bilang, kalau senjatanya macet, tinggal puter aja roda yang ada di bawah magazine. Kampret! Akhirnya gue cek dolo senapan gue. Gue kembali test di botol aqua dekat ruang senjata dan peralatan. Dus! Pantes aja kosong. Gue puter rodanya. Gue test lagi. Dor! Ada lendir kental peluru bewarna putih keluar dari ujung senapan. Yes! Gue akan menuntut balas.

Gue (masih) melakukan ke begoan lagi. Saat akhir permainan. Gue milih ngedokem di bawah tangga. Gue males ke mana-mana, mendingan tunggu musuh lewat dan DOR! Gue menunggu. Terdengar suara letupan mortir dan desingan peluru dari atas (lebay). Musuh ada di sebelah kiri. Gue tunggu aja. Gak bakal ada yang ngenalin, wong gelap. Ada yang mindik-mindik di sebelah kanan. Gue langsung DOR! Gak kena.

Eh…, dia malah muter dari belakang ke sebelah kanan. Gue DOR! Dia bukan bilang ‘HIT’ tapi malah ‘Bego! Gue temen lu!’ kata Aris. Lagi lagi gue rabun.

Ada foto-lagi nih di sesi akhir permainan.


Himpunan Mahasiswa Sepi Pelanggan

Bawah
: Handi, Riki, Aris.
Atas : Okta, Indra, Frans, Jendy, Nicholas Aiz (gue)



Saya siap memberantas kebajikan


Primadona salon “Ricky”

By the way. Sempet sempetnya ada sesi foto ‘gelap’ pake kamera gue di mobil Frans waktu pulang, nih dia


Krisis Identitas



With love… (cuih!)

OK! That’s for today. Hope you enjoy the story well. Dadah!

*klik~klik~klik*

0 komentar: